Review Birthcare Center (Drama 2020)

Annyeong yeorobun!!

Kali ini aku mau ngereview drama yang baru tayang dua episode di negara asalnya. Judulnya Birthcare Center atau pusat perawatan pascapersalinan. Ada yang nonton drama ini, gak? Drama satu ini recommended buat kalian yang saat ini tengah hamil, atau kalian yang tengah menikmati jadi mama muda dengan segala suka dan dukanya, atau kalian yang lagi berusaha punya anak, atau kalian yang statusnya masih sexy, free, and single macam aku ini. Hehehehe... 

Ceritanya seputar ibu-ibu di sebuah pusat perawatan pascapersalinan bernama Serenity Postpartum Care Center. Di sini, ibu, anak, dan juga suami tinggal sementara sampai ibunya benar-benar pulih (baik mental maupun psikis) dan bisa merawat bayinya sendiri. 

Tokoh ibu pertama ada Oh Hyun-jin (Uhm Ji-won). Dia melahirkan di usia yang sudah tidak muda lagi. Dia hamil anak pertama saat usianya sudah 40 tahun. Dokter bilang kehamilan Oh Hyun-jin ini sebuah keajaiban karena secara medis sudah tidak bisa hamil. 

Oh Hyun-jin tipe wanita karir yang workaholic, apalagi dengan statusnya sebagai eksekutif termuda di perusahaannya, bahkan saat ketubannya pecah dia masih bekerja. Dia sama sekali tidak punya waktu mempersiapkan segala hal untuk menyambut buat hatinya. Pelajaran prenatal dianggapnya tak penting. Senam hamil saja dia diwakili suaminya Kim Do-yoon (Yoon Park). Dia malah lembur bekerja. So, Hyun-jin sama sekali tak punya pengetahuan dasar soal melahirkan dan mengasuh anak. Padahal kehamilannya sangat berisiko. 

Ibu kedua ada Jo Eun-jung (Park Ha-sun). Dia ini adalah legenda dan jadi panutan ibu-ibu di Serenity. Kenapa Eun-jung jadi legenda? Kehamilan pertamanya anak kembar. Dia melahirkan normal dan tanpa bantuan epidural. Aku baru tahu ibu yang akan melahirkan boleh meminta epidural, semacam bius lokal yang digunakan untuk membuat bagian tertentu pada tubuh mati rasa sehingga tidak merasakan sakit. 

Begitu melahirkan produksi ASI Eun-jung juga banyak. Dia bahkan memberi ASI eksklusif pada anak kembarnya hingga 24 bulan atau dua tahun. Tak hanya itu, dia juga tinggal di rumah dan mengasuh sendiri anaknya. 

Ibarat gerbong kereta, Eun-jung ada di kelas VIP, dan ibu-ibu di Serenity berlomba-lomba meminta tips darinya agar bisa juga naik ke kelas VIP. Saat yang lain berlomba mengambil hati Eun-jung agar diberi tips mengasuh anak, eh Hyun-jin malah mendebat Eun-jung soal pola asuh anak dan bikin mama si kembar itu kesal.

Eun-jung ingin memberi anak ketiganya ASI ekslusif hingga dua tahun, sama dengan anak kembarnya. Ibu-ibu lain berdecak kagum dong, hanya Hyun-jin yang tidak. Dia berkata tidak akan memberi anaknya ASI eksklusif selama itu karena dia harus bekerja. Eun-jung bilang ibu yang bekerja padahal anaknya masih butuh ASI adalah salah satu bentuk kekerasan pada anak, sekaligus bukti sang ibu tidak memiliki rasa keibuan. 

Hyun-jin tidak setuju. Dia berkilah ibu yang bekerja juga demi masa depan anaknya. Dia menuding Eun-jung berkata seperti itu karena memang tidak bekerja dan hanya tinggal di rumah. Eun-jung tersinggung dong dikatain hanya tinggal di rumah. Hahahahaha...

Usai berdebat dengan Eun-jung, ibu-ibu yang lainnya menjauhi Hyun-jin. Kalau ngobrol suara mereka dipelankan biar gak didengar Hyun-jin. Salah seorang ibu muda kemudian memberi tahu Hyun-jin, jika ingin menang melawan Eun-jung maka produksi ASI-nya harus banyak. Jika tidak maka harus berbaikan dengan Eun-jung dan meminta tips mengasuh anak padanya. 

Awalnya Hyun-jin ogah dan bertekad bisa melaluinya sendiri. Tapi dia tidak pernah berhasil menyusui bayinya. Si Glue Stick, bayi laki-lakinya menangis tidak mau menyusu setiap kali dia susui. Hyun-jin frutasi dan merasa bersalah pada anaknya. Saat itu dia menyadari memang tidak punya pengetahuan soal mengasuh anak. Selama ini dia hanya sibuk bekerja. Dia akhirnya meminta maaf pada Eun-jung sekaligus meminta tips agar bisa menyusui anaknya. 

Mereka akhirnya berbaikan. Serenity kembali aman dan tenteram. Tapi tiba-tiba datang seorang ibu muda Lee Roo-da (Choi Ri) yang menolak memberi ASI dan hanya mau memberi susu formula untuk anaknya. Batal tenteram, deh itu Serenity.

Drama ini dikemas dengan unik, kocak, dan fresh. Jarang ada drama yang mengangkat secara detail kehidupan seorang ibu. Melahirkan dan membesarkan anak. Ceritanya pun relate sama masalah-masalah yang dihadapi kaum ibu. Melahirkan normal atau operasi caesar. Memberi ASI atau susu formula. Ibu bekerja dan mencari pengasuh untuk anaknya atau ibu yang tinggal di rumah dan mengasuh sendiri buah hatinya. Hal-hal itulah yang diangkat dalam drama ini.   

Tokoh-tokoh di drama ini dekat dengan kehidupan kita sebagai ibu (eitss aku belum jadi ibu). Kadang ada memang ibu yang menganggap pendidikan kehamilan itu tidak penting, padahal menjadi ibu juga adalah sebuah dunia baru yang pasti asing bagi kita. Membaca buku, mencari tahu di internet atau bahkan bertanya pada keluarga dan orang terdekat yang sudah melahirkan bisa menjadi cara menambah wawasan. Bukankah lebih baik berjalan dengan panduan dibanding berjalan tanpa ada panduan sama sekali. 

Perdebatan ibu bekerja dan tidak bekerja juga ada di sekitar kita. Ibu yang bekerja beralasan demi masa depan anaknya. Mengumpulkan uang untuk pendidikan anaknya. Ibu yang tidak bekerja juga punya alasan. Dengan mengasuh anaknya sendiri mereka bisa tahu setiap detail perkembangan buah hatinya. Ada yang salah? Aku rasa tidak. Semua tergantung dukungan dari orang-orang terdekat. Jangan mendiskreditkan ibu yang bekerja sebagai perempuan yang tidak memiliki naluri keibuan, juga jangan mendiskreditkan ibu yang hanya tinggal di rumah demi anak-anaknya. 

Terakhir ibu yang memberi ASI ekslusif dan mereka yang memberi susu formula. Mau berdebat soal ini sampai Dajjal turun juga gak kelar-kelar. Aku pikir ini hanya tentang pilihan. Kalau mau yang terbaik untuk anak yah beri ASI. Kalau memang produksi ASI-nya gak ada yah beri susu formula. Masa anaknya mau dikasi air sumur. Hehehe..sayangnya masih banyak yang memandang negatif para ibu yang tidak bisa memproduksi ASI dan hanya bisa memberi susu formula.

Seperti kata Eun-jung pada Hyun-jin: Jangan berpikir menjadi ibu itu mudah. Melihat mereka tertawa bukan berarti mereka tidak memiliki kesulitan. Entah berapa kali dalam sehari seorang ibu menangis karena menjadi ibu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Penderitaan seorang ibu hanya bisa dimengerti oleh mereka yang juga mengalaminya, yaitu sesama ibu.

Dukungan suami juga saat istri hamil, melahirkan dan pasca-melahirkan sangat penting biar si istri benar-benar pulih mental dan psikisnya. 

Yuk, nonton drama ini. Hanya 8 episode. Banyak ilmu tentang mengasuh anak di sini.  Juga teknik-teknik menyusui. Ditambah drama ini dikemas kocak jadi berasa nonton  komedi.



Wonnie

Hanya wanita yang hobi ngedrakor dan suka menulis

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama